BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Smartphone
adalah salah satu alat komunikasi berteknologi tinggi dan fungsi yang
menyerupai komputer. Fitur yang paling
sering ditemukan dalam ponsel cerdas adalah kemampuannya menyimpan daftar nama
sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai batasan
maksimum penyimpanan daftar nama.
Zaman
sekarang smartphone bukanlah hal yang aneh disebagian orang. Teknologi
smartphone ini telah meluas hingga ke berbagai macam kalangan. Tidak hanya
digunakan oleh kalangan atas saja, tetapi sudah merambah ke kalangan bawah.
Pengaruh besar terhadap teknologi terjadi pada siswa. Tidak heran jika dimana
pun berada banyak siswa yang sudah menggunakan handphone atau smartphone.
Selain
banyak memberikan manfaat bagi penggunanya, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan
smartphone ternyata juga membawa pengaruh negatif terutama jika diberikan
kepada anak-anak tanpa pengawasan yang baik. Khususnya anak yang masih duduk di
bangku sekolah dasar yang dimana pada usia ini anak di sebut juga dengan masa
belajar. Smartphone memberikan pengaruh besar pada anak sekolah dasar dalam
proses belajar
Pada usia anak-anak, bermain tentu
adalah hal yang selalu mereka inginkan. Permainan banyak jenisnya, mulai dari
yang tradisional hingga yang modern. Permainan yang modern sudah sangat
digemari oleh anak-anak seperti permainan di smartphone.
Aktivitas
siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dalam
kehidupan seseorang tidak lepas dari proses belajar. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai
pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Setiap proses belajar yang
dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam
proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan
dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan
peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa
itu sendiri.
1.2.
Rumusan Masalah
1) Bagaimana
pengaruh handphone (smartphone) terhadap aktivitas belajar siswa?
2) Bagaimana
pengaruh handphone (smartphone) terhadap hasil belajar siswa?
1.3. Tujuan
1) Untuk
mengetahui pengaruh handphone (smartphone) terhadap aktivitas belajar siswa.
2) Untuk
mengetahui pengaruh handphone (smartphone) terhadap hasil belajar siswa.
1.4. Manfaat
1) Dapat
menegetahui apa saja pengaruh handphone (smartphone) terhadap aktivitas belajar
siswa
2) Dapat
mengetahui pengaruh handphone (smartphone) terhadap hasil belajar siswa.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1.
Pengertian Handphone (Smartphone)
Ponsel cerdas (bahasa
Inggris: smartphone)
adalah telepon genggam
yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer.
Belum ada standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa
orang, ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat
lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar
dan mendasar bagi pengembang aplikasi.
Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan sebuah telepon yang
menyajikan fitur canggih seperti surel
(surat elektronik), internet dan kemampuan membaca buku
elektronik (e-book) atau terdapat papan ketik (baik
sebagaimana jadi maupun dihubung keluar) dan penyambung VGA.
Dengan kata lain, ponsel cerdas merupakan komputer kecil yang mempunyai
kemampuan sebuah telepon.
Belum ada
kesepakatan dalam industri ini mengenai apa yang membuat telepon menjadi
“pintar”, dan pengertian dari ponsel cerdas itu pun berubah mengikuti waktu.
Kebanyakan alat
yang dikategorikan sebagai ponsel cerdas menggunakan sistem operasi yang
berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan ponsel cerdas mendukung sepenuhnya
fasilitas surel dengan fungsi pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya
dapat menyertakan miniatur papan
ketik QWERTY, layar
sentuh atau D-pad, kamera,
pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak dan keras,
kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik, penjelajah foto dan melihat
klip video, penjelajah internet, atau hanya sekedar akses aman untuk membuka
surel perusahaan, seperti yang ditawarkan oleh BlackBerry.
Fitur yang paling sering ditemukan dalam ponsel cerdas adalah kemampuannya menyimpan
daftar nama sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang
mempunyai batasan maksimum penyimpanan daftar nama.
Teknologi
smartphone ini telah meluas hingga ke berbagai macam kalangan. Tidak hanya
digunakan oleh kalangan atas saja, tetapi sudah merambah ke kalangan bawah.
Pengaruh besar terhadap teknologi terjadi pada pelajar. Tidak heran jika dimana
pun berada banyak siswa yang sudah menggunakan handphone atau smartphone.
2.2.
Hasil
Belajar
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik
akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai
pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar
dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh
kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah
pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik,
sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai
tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang
baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya
hasil belajar yang baik. Menurut pendapat Suprijono
(2013:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Senada dengan
pendapat Hamalik (Jihad dan Haris, 2012:15) mengemukakan bahwa hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap, serta
apersepsi dan abilitas. Merujuk pemikiran Gagne (Suprijono, 2013: 5-6) hasil
belajar berupa:
(1) Informasi
verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik
lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan
masalah maupun penerapan aturan.
(2) Keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan
intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan
menganalitis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif
bersifat khas.
(3) Strategi
kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya
sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
(4) Keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
(5) Sikap
adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap
objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Menurut
Suprijono (2013:7) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya dari
hasil belajar yang diperoleh oleh siswa harus mencakup segala aspek yang
diajarkan oleh pendidik, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.
Penerapan metode pembelajaran yang tepat merupakan solusi untuk terciptanya
hasil belajar siswa yang memuaskan. Tidak hanya dari segi ranah kognitifnya
saja tetapi dari segi ranah afektif dan psikomotorik pun dapat tercapai.
Dari
definisi-definisi diatas, bahwa hasil belajar yaitu suatu perubahan kemampuan,
pengetahuan, pemahaman yang diperoleh seseorang setelah mengikuti
pengalaman-pengalaman belajar. Pengertian hasil belajar dalam penelitian ini
adalah kemampuan dan kecakapan siswa yang dapat diukur setelah mereka mengikuti
belajar. Hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai
siswa seperti nilai yang diperoleh melalui tes dan kemampuan memecahkan masalah
dalam pembelajaran. Dalam hal ini dapat ditekankan pada hasil belajar kognitif
yang mencakup ingatan, pemahaman, pengetahuan, dan penerapan.
a)
Pengertian
Belajar
Dalam kehidupan
seseorang tidak lepas dari proses belajar. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai
pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di
tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan
maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu
terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Menurut pendapat R. Gagne
(Susanto, 2013:1) Mendefinisikan bahwa “belajar adalah suatu proses dimana
suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar
dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. Menekankan bahwa belajar sebagai
suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui instruksi.
Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang
pendidik atau guru.
Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2006:7-8) mengatakan bahwa belajar merupakan peristiwa sehari-hari di
sekolah belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat
dipandang dari dari dua subjek yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa,
belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam
menghadapi bahan belajar. Bahan belajar
tersebut berupa keadaan alam, hewan,
tumbuh-tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah tertimpun dalam buku-buku
pelajaran. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku
belajar tentang suatu hal.
Menurut pendapat Winkel
(Susanto, 2013:4) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental yang
berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan,
dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.
Ernest R. Hilgard (Anitah S, 2007:2.4) menyatakan bahwa belajar merupakan proses perubahan yang
diperoleh melalui latihan dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari
lingkungan yang positif yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
Dari beberapa
pengertian belajar diatas, bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam
bertindak.
b) Karakteristik Perilaku Belajar
Makmun
(2007:158) mengemukakan bahwa ada beberapa karakteristik perilaku belajar
yaitu:
1) Bahwa
perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan itu
dengan sengaja dan disadari dilakukannya dan bukan secara kebetulan; dengan
demikian perubahan karena kemantapan dan kematangan atau keletihan atau karena
penyakit tidak dapat dipandang sebagai perubahan hasil belajar.
2) Bahwa
perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharapkan (normative) atau kriteria keberhasilan (criteria of succses) baik dipandang dari
segi siswa (tingkat abilitas dan bakat khususnya, tugas perkembangan dan
sebagainya) maupun dari segi guru (tuntunan masyarakat dewasa sesuai dengan
tingkatan standar kulturalnya).
3) Bahwa
perubahan itu efektif , dalam arti
membawa pengaruh dan makna tertentu bagi pelajar itu (setidak-tidaknya sampai
batas waktu tertentu) relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat
direproduksi dan dipergunakan seperti dalam pemecahan masalah (problem solving), baik dalam ujian,
ulangan, dan sebagainya maupun dalam penyesuaian diri dalam kehidupan
sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.
c)
Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Belajar
Menurut Dollar dan Miller (Makmun,
2007:164) menegaskan bahwa keefektivan perilaku belajar itu dipengaruhi oleh
emapat hal, yaitu:
1. Adanya
motivasi (drives), siswa harus
menghendaki sesuatu (the learner must
want something).
2. Adanya
perhatian dan mengetahui sasaran (cue),
siswa harus memperhatikan sesuatu (the
learner must notice something).
3. Adanya
usaha (response), siswa harus
melakukan sesuatu (the learner must do
something).
4. Adanya
evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement)
siswa harus memperoleh ssesuatu (the
learner must get something).
2.3 Hakikat Aktivitas Siswa
Menurut Kunandar (2009 : 277) Aktivitas siswa adalah
keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas siswa
dalam pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Peningkatan aktivitas siswa, yaitu
meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah
siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya jumlah siswa yang saling
berinteraksi membahas materi pembelajaran. Metode belajar mengajar yang
bersifat partisipatoris yang dilakukan guru akan mampu membawa siswa dalam
situasi yang lebih kondusif, karena siswa lebih berperan dan lebih terbuka
serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.
Indikator aktivitas siswa dapat dilihat dari :
pertama, mayoritas siswa beraktivitas dalam pembelajaran; kedua, aktivitas
pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa; ketiga, mayoritas siswa mampu
mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam LKS melalui model pembelajaran
kooperatif tipe round club.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Pengaruh Smartphone terhadap
Aktivitas Siswa
Aktivitas
siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar
mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Jadi dalam hal ini
aktivitas siswa sebelum menggunakan smartphone lebih aktif dan nenamkan nilai
sosial kepada temannya.
Tetapi
setelah mengenal smartphone sikap siswa menjadi individualis dan cenderung tidak
memperdulikan keadaan yang ada disekitarnya. Sehingga menyebabkan siswa menjadi
malas untuk belajar atau membaca buku pelajaran, ketika siswa mempunyai tugas
sekolah siswa dengan mudah mencari jawabannya di internet karena siswa
mengangap dengan adanya smartphone memudahkan siswa dalam belajar atau
mengerjakan tugas tanpa harus mencari dan membaca di buku pelajaran. Tapi tidak
sedikit siswa yang menyalah gunakan smartphone seperti mencari jawaban ulangan
di internet.
3.2 Pengaruh
Smartphone terhadap Hasil Belajar Siswa
Sebelum menggunakan smartphone hasil
belajar siswa baik dalam semua bidang. Setelah menggunakan smartphone hasil
belajar siswa tergantung pada siswa itu sendiri jika dia mengunakan smartphone
dengan hal-hal yang positif seperti mencari informasi mengenai pembahasan yang
akan dibahas di pertemuan selanjutnya, maka hasil belajar siswa tersebut jauh
lebih baik sebelum menggunakan smartphone. Tapi jika siswa menggunakan
smartphone dengan hal-hal negative seperti terlalu banyak bermain game, dan
terlalu sering membuka situs-situs yang dilarang, dan jika siswa mencari
jawaban saat ulangan menggunakan smartphone maka itu sama saja dia curang. maka
siswa menjadi malas untuk berfikir, karena lebih mementingkan smartphone dari
pada yang lain.
3.3
Manfaat dan Dampak Negatif
Smartphone.
ü
Manfaat
smartphone.
Menurut
guru SD menyatakan bahwa smartphone memiliki banyak manfaat yaitu
dengan menggunakan smartphone kita dapat dengan mudah mengakses informasi
melalui search engine atau yang biasa disebut pencarian melalui google. Selain
itu smartphone juga bisa menyambungkan tali silaturrahmi dengan teman lama dan
sodara jauh. Contohnya saja melalui jejaring sosial seperti melalui facebook,
blackberry massager, twitter, skype, instagram dan Path. Hampir setiap orang
memiliki akun facebook bahkan siswa yang masih duduk dibangku sekolah dasar
sudah memiliki facebook dan memiliki blackberry massager.
Menurut
sumber yang lain manfaat pengguna smartphone antara lain sebagai berikut :
1)
Smartphone memiliki mobilitas yang tinggi. Pemilik
smartphone dapat berkirim email tanpa harus mengunjungi warnet terdekat.
2)
Pengguna smartphone dapat mengetahui informasi dari belahan
dunia manapun.
3)
Dengan adanya smartphone, pengguna tidak perlu repot untuk
melihat peta, karena smartphone dapat digunakan sebagai alat navigator.
4)
Dapat berkomunikasi secara mendunia atau lebih luas.
5)
Berkembangnya
imajinasi
6)
Melatih
kepekaan
7)
Meningkatkan
rasa percaya diri saat anak memenangkan suatu permainan
8)
Menurut
beberapa peneliti dari University of Rochester, New York, Amerika Serikat yang
melakukan penelitian mengenai dampak positif game pada smartphone. Menurut
mereka, anak yang bermain smartphone akan mengembangkan kemampuan dalam
membaca, matematika, dan pemecahan masalah.
9)
Mark
Griffiths, seorang profesor di Nottingham Trent University, Inggris, menyatakan
bahwa dengan bermain game khususnya pada smartphone dapat meringankan dan
bahkan mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang diderita oleh seorang anak
yang sedang dalam masa perawatan, misalnya seperti kemoterapi. Dengan bermain
game, rasa sakit akan berkurang dan tensi darah pun akan menurun.
ü Dampak
negatif pengguna smartphone :
Memiliki telepon seluler pintar
semacam smartphone memang menyenangkan. Tidak hanya menghibur, tapi juga
bermanfaat untuk pekerjaan. Tidak heran jika jumlah penggunanya terus meningkat
di seluruh dunia. Namun, perangkat canggih itu ternyata menyimpan sejumlah efek
buruk yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya.
Menurut guru SD
menyatakan bawa disamping memiliki banyak manfaat smartphone juga memiliki
banyak dampak negative. Dampak negative tersebut seperti jika terlalu sering
menggunakan smartphone bisa jadi orang yang menggunakannya kecanduan bahkan
sampai tidak pernah melepaskan sedetikpun smartphone tersebut, orang itu lebih
mementingkan smartphonenya di banding pekerjaannya. Tidak sedikit kasus karena
keasikan bermain facebook, dan chatting dia melupakan kewajibannya sebagai
pelajar dan banyak juga karena keasikan bermain game di smartphone hingga lupa
makan, tidur dan lebih cuek terhadap lingkungan sekitar. Smartphone juga bisa
menjadikan seseorang lebih individualis tidak peduli akan keadaan orang-orang
disekitarnya. Disamping itu smartphone juga tidak baik untuk kesehatan jika
terlalu sering memakai smartphone, karena smartphone memiliki radiasi yang
besar bagi tubuh apalagi ketika tertidur system operasi smartphone akan terus
berjalan. Jika didekatkan dengan kepala makan signal radiasi akan masuk ke
dalam otak dan menyebabkan penyakit yang alzaimer, penyakit sejenis dengan
kanker otak yang membuat system otak menjadi lamban bahkan tidak berfungsi dan
belum ditemukan obatnya Maka dari itu ketika tertidur matikan dan jauhkan
smartphone anda. Smartphone juga memiliki dampak negative bagi siswa yang
memiliki rasa ingin tahu, karena dengan smartphone siswa bisa mengakses apasaja
yang ia ingin cari, jika kurang pengawasan orang tua dan guru siswa bisa saja
membuka hal-hal yang berbau negative seperti membuka situs porno dan lain
sebagainya. Dengan smartphone juga siswa dapat mencari jawaban ketika ulangan
melalui internet jika disekolah membolehkan membawa smartphone.
Menurut sumber lain menyatakan bahwa
dampak negative smartphone sebagai berikut:
1)
Smartphone dapat menyebabkan si pengguna menjadi anti
sosial, karena pengguna sudah bisa chatting tanpa harus menemui orang secara
langsung.
2)
Tidak jarang smartphone menjadi penyebab kecelakaan lalu
lintas
3)
Smartphone dapat menimbulakn sindrom (gila), karena sering
tertawa tanpa ada sebab yang jelas.
4)
Dapat memecah konsentrasi saat belajar atau melakukan
aktivitas.
5)
Semakin sering menggunakan smartphone, semakin sering juga
menghamburkan uang.
6)
Smartphone dapat membuang waktu si pengguna dengan fitur
Messenger.
7)
Pengguna bisa lupa waktu karena terlalu sering menggunakan
smartphone.
8)
Membuat
ketagihan. Perangkat telepon seluler pintar ini begitu mudah membuat pemiliknya
merasa kecanduan. Studi Rutgers University pada 2006 menyimpulkan,
smartphone dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup
signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.
9)
Mengganggu
tidur. Dengan layanan internet 24 jam, perangkat smartphone akan bergetar atau berdering
setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula,
pengguna akan memainkan smartphone -nya, termasuk ketika sudah berada di tempat
tidur. Tidak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar smartphone,
sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk.
Kebiasaan menyanding smartphone di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat
tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan
rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan
fisik dan mental. Sebuah penelitian mengungkap, pengguna smartphone yang
memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia,
sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala
University di Swedia menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu
aktivitas tidur.
10)
Memicu
cemas. Memiliki telepon selular cerdas semacam smartphone memang menyenangkan
bagi sebagian orang. Dengan smartphone, aktivitas berkirim email, chatting,
hingga berselancar diinternet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana
saja. Banyak pula yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan. Studi yang
dilakukan MIT’s Sloan School of Management pada 2007 mengungkap,
penggunaan smartphone membentuk budaya stres ditempat kerja. Fasilitas internet
24 jam yang dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang
pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk
kala sedang libur.
11)
Melemahkan
otak. Di balik kemudahan yang diberikan, smartphone berisiko melemahkan daya
konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan
sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang
kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke
hal lain. “ Sebagai multitasker, otak mereka dibanjiri karena terlalu banyak
informasi, akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang
penting dengan cepat,” Untuk itu, ia menyarankan para pengguna smartphone agar
tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam. “Buat jadwal untuk
membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali, Jangan menjadikan
diri sebagai budak getar atau dering smartphone” (Dr David W Goodman)
3.4 Pedoman bagi Orang
tua saat Anak Menggunakan Smartphone-nya
Agar smartphone tidak berdampak buruk pada anak, orang tua perlu
menerapkan sejumlah aturan. Berikut pedoman bagi orangtua saat anak menggunakan
smartphone-nya:
1)
Pahami ragam permainan yang ada di perangkat
smartphone. Tidak semua permainan atau games baik dan aman untuk anak. Ada
banyak unsur negatif seperti kekerasan, perilaku atau kata-kata kasar, dan
lainya. Untuk itu, alangkah baik bila orang tua mencoba dan melakukan
pengamatan terlebih dahulu sebelum memberikan izin kepada anak untuk bermain.
2)
Tempatkan smartphone di luar kamar tidur. Sebaiknya
tempatkan perangkat elektronik di ruang keluarga. Sehingga orangtua atau orang
dewasa dapat mengawasi permainan yang dipilih prasekolah serta durasi waktu
bermainnya.
3)
Berikan batasan waktu penggunaan smartphone. Untuk
prasekolah tenggang waktu yang dapat ditoleransi adalah 15-30 menit, karena
rentang konsentrasi anak masih pendek. Jangan memberikan kesempatan lebih dari
30 menit. Terapkan dengan konsisten. Bila orang tua mudah mengalah oleh bujuk
rayu anak, maka anak akan terus “mengakali” orangtuanya.
4)
Dampingi anak saat menggunakan smartphone. Sebisa
mungkin, dampingi anak ketika bermain smartphone, sehingga orangtua dapat
mengawasi dan memberikan penjelasan bila ada hal-hal yang tidak dipahami oleh
anak.
5)
Berikan penjelasan penggunaan smartphone. Sampaikan
bahwa smartphone bermanfaat untuk mempermudah kerja dan lebih praktis. Saat
sedang bepergian, misalnya, kita bisa membaca berita lewat tablet. Untuk itu,
pemanfaatnya pun harus bijaksana. Jangan akhirnya, waktu kita banyak tersita
oleh smartphone dari pada interaksi dengan orang-orang yang ada di
sekitar.
6)
Berikan contoh. Jadilah
teladan terdepan dalam memanfaatkan smartphone secara bijak. Jangan sampai
orang tua melarang anak berlama-lama bermain game, tapi orang tua sendiri asik
menggunakan ponsel pintar. Kalau bisa, matikan smartphone saat berada di rumah,
jalin interaksi dengan anak dan keluarga di rumah.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa dampak positif dari perkembangan
smartphone bagi siswa Sekolah Dasar yaitu smartphone memiliki banyak manfaat
yaitu dengan menggunakan smartphone kita dapat dengan mudah mengakses informasi
melalui search engine atau yang biasa disebut pencarian melalui google.
Sedangkan
Dampak negative tersebut seperti jika terlalu sering menggunakan smartphone
bisa jadi orang yang menggunakannya kecanduan bahkan sampai tidak pernah
melepaskan sedetikpun smartphone tersebut, orang itu lebih mementingkan
smartphonenya di banding pekerjaannya. Tidak sedikit kasus karena keasikan
bermain facebook, dan chatting dia melupakan kewajibannya sebagai pelajar dan
banyak juga karena keasikan bermain game di smartphone hingga lupa makan, memicu cemas, melemahkan otak,
mengganggu tidur dan membuat ketagihan.
4.2.
SARAN
Berdasarkan
pembahasan diatas didapatkan saran sebagai berikut:
1.
Bagi Guru, hendaknya guru mengamati perilaku
siswa dalam belajar dikelas. Guru pula harus menasehati siswa agar tidak
menggunakan smartphone berlebihan, memberikan penjelasan tentang dampak positif
dan negative smartphone.
2.
Bagi Orang Tua, hendaknya orang tua
mengawasi anaknya ketika anaknya menggunakan smartphone seharusnya orang tua
membuat aturan agar waktu belajar tidak terganggu, Dampingi anak saat
menggunakan smartphone dan Berikan
penjelasan penggunaan smartphone. Sampaikan bahwa smartphone bermanfaat untuk
mempermudah kerja dan lebih praktis
3. Bagi
Siswa, hendaknya siswa tersebut dapat mengatur waktu dan mengetahui
batasan-batasan penggunaan smartphone agar siswa dapat belajar dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah,
S. (2007). Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Jihad
Asep dan Abdul Haris. 2012. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Presindo.
Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Suprijono. A. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: PT.
Pustaka Pelajar.
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Wikipedia
“Ponsel Cerdas” tersedia : http://www.m.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas.
Di akses pada hari senin
tanggal 1 desember 2014 pukul 08.58 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar