Minggu, 11 Oktober 2015

makalah prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dan pembelajaran



MAKALAH
KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

  
Kelas 3B








Oleh
INGGIT MEGAWATI
2227142673

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRATAYASA
2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk melengkapi salah satu tugas Kurikulum dan Pembelajaran. Selain itu penulisan makalah ini bertujuan “untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum”
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangannya.
Penulis menyadari, bahwa makalah  ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya  membangun guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi pembaca pada umumnya.

Serang, September 2015

Penulis







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................  i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang ..............................................................................................  1
1.2.   Tujuan ...........................................................................................................  2
1.3.   Ruang Lingkup Materi ..................................................................................  2

BAB II  LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian prinsip........................................................................................... 3
2.2. Pengertian Kurikulum.................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN
                      3.1          Prinsip-prinsip kurikulum menurut oemar hamalik....................................... 5
                      3.2          Prinsip-prinsip kurikulum menurut nana syaodih ......................................... 8

BAB IV PENUTUP
4.1.   KESIMPULAN ........................................................................................... 14
4.2.   SARAN ........................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 15










BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengeturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk memncapai tujuan penyelenggaraan suatu pendidikan yang bersangkutan  dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasiona (Ps. 39)
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidikan, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip menurut oemar hamalik ada 8 prinsip antara lain : Prinsip berorientasi pada Tujuan, Prinsip relevansi (kesesuaian), Prinsip efisiensi dan efektivitas, Prinsip fleksibelitas (keluwesan), Prinsip berkesinambungan (kontinuitas), Prinsip keseimbangan, Prinsip keterpaduan, dan Prinsip mutu. Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata ada dua macam prinsip yang harus dimiliki kurikulum yaitu prinsip-prinsip umumdan khusus.
 
1.2.   TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian prinsip
2.      Untuk mengetahui pengertian kurikulm
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengembangan kurikulum

1.3.   RUANG LINGKUP
1.      Pengertian prinsip
2.      Pengertian kurikulum
3.      Prinsip-prinsip pengembagan kurikulum.



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Prinsip
Prinsip yaitu Azas, dasar, keyakinan, pendirian. Prinsip menunjukkan sesuatu hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada situasi atau kondisi serupa.

2.2. Pengertian kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latun yakni “curriculae” artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu pengertian kurikulum ialah jangka waktu yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pembelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.  Dengan kata lain kurikulum sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh jumlah pengetahuan. Mata ajaran tersebut mengisi meteri pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak pengalaman dan penemuan-penemuan, maka semakin banyak pula mata ajaran yang harus disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa di sekolah.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.  Sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa dan memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengelaman belajar. Kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas . semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengeturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Bab 1, Ps. 1 butir 9). Isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untuk memncapai tujuan penyelenggaraan suatu pendidikan yang bersangkutan  dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasiona (Ps. 39)





 BAB III
PEMBAHASAN
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidikan, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Kelas merupakan tempat untuk melaksanakan dan menguji kurikulum. Semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata dan hidup. Perwujudan konsep, prinsip, nilai dan aspek-aspek kurikulum tersebut seluruhnya terletak pada guru.
3.1.Menurut oemar hamalik (1994 : 30-32) pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Prinsip berorientasi pada Tujuan
Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.
2)      Prinsip relevansi (kesesuaian)
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3)      Prinsip efisiensi dan efektivitas
Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tesedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. Dana yang terbatas harus digunakan sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar disekolah juga terbatas (k.1. 6 jam sehari) harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan mata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan. Tenaga disekolah juga sangat terbatas, baik dalam jumlah maupn dalam mutunya, hendaknya didaya gunakan secara efisien untuk melaksanakan proses pembelajaran. Demikian juga keterbatasan fasilitas ruangan, peralatan dan sumber keterbacaan, harus digunakan secara tepat guna oleh siswa dalam rangka pembelajaran, yang kesemuanya demi untuk meningkatkan efektivitas atau keberhasilan siswa.
4)      Prinsip fleksibelitas (keluwesan)
Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak static atau kaku. Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendiidkan keterampilan industry dan pertanian. Pelaksanaannya di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian, maka yang dilaksanakan adalah program pendidikan keterampilan industry. Sebaliknya, pelaksanaannya di desa ditekankan pada program pendidikan keterampilan pernaian. Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi factor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.
5)      Prinsip berkesinambungan (kontinuitas)
Kurikulum disusun dengan cara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memilliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa. Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan di dalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.
6)      Prinsip keseimbangan
Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan. Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, anatara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humoniora, dan keilmuan prilaku. Dengan keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
7)      Prinsip keterpaduan
Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topic dan konsisten antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik dilingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh. Disamping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajaran, baik dalam interaksi antara siswa dan guru maupun antara teori dan praktiknya.
8)      Prinsip mutu
Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan/media yang bermutu. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional, yang diharapkan.

3.2. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997 : 150-155) ada dua macam prinsip yang harus dimiliki kurikulum:
1.      Prinsip-Prinsip Umum
a.       Prinsip Relevansi
·         Relevansi Keluar (Eksternal), yaitu tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum itu sendiri. Maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, yang menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Isi kurikulum mempersiapkan siswa sekarang dan siswa yang akan datang untuk tugas yang ada dalam perkembangan masyarakat.
·         Relevansi Didalam (Internal), yaitu adanya kesesuaian atau kosistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.

b.      Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Kurikulum juga hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel. Kurikulum mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan ditempat lain, bagi anak yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Suatu kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya mungkin terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.

c.       Prinsip Kontinuitas (Kesinambungan)
Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-berhenti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan antara satu tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan pekerjaan. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak bersama-sama, perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pengembangan kurikulum sekolah dasar dengan SMp, SMA, dan Perguruan Tinggi.

d.      Prinsip Praktis
Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga murah. dan efisien.. Walaupun bagus dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan-peralatan yang sangat khusus dan mahal biayanya maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan. Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan , baik keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Kurikulum bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.

e.       Prinsip Efektivitas
Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi keberhasilannya tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan. Perencanaan dibidang pendidikan juga merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang pendidikan. Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan.
Kurikulum pada dasarnya berintikan empat aspek utama yaitu:
1)      Tujuan-tujuan pendidikan.
2)      Isi Pendidikan
3)      Pengalaman belajar
4)      Penilaian
Keempat aspek diatas serta kebijaksanaan pendidikan perlu selalu mendapat perhatian dalam pengembangan kurikulum.
2.      Prinsip Khusus
a.       Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus). Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada:
1)      Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen–dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk di dalamnya pendidikan,
2)      Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka
3)       Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, dihimpunmelalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai media massa
4)      Survei tentang manpower.
5)      Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama.
6)       Penelitian.

b.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa hal:
1)      Perlu penjabaran tujuan pendidikan/pengajaran ke dalam bentuk perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar.
2)      Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3)      Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar. Untuk hal tersebut diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.

c.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar 
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1.      Apakah metode atau teknik belajar-mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran?
2.      Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasisehingga dapat melayani perbedaan individual siswa?
3.      Apakah metode/teknik tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat?
4.      Apakah metode/ teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif dan psikomotor?
5.      Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru atau kedua-duanya?
6.      Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru?
7.      Apakah metode/teknik tersebut menimbulkan jalinan kegiatan belajar disekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber yang ada dirumah dan di masyarakat?
8.      Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yangmenekankan “learning by doing” di samping “learning by seeing and knowing”.
d.      Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar-mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat.
1)      Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
2)       Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan: bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya, waktu pembuatan?
3)       Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain – lain?
4)      Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
5)      Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multi media.

e.       Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian
Penilaian merupakan bagian integral dari pengajaran:.
1)      Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
·         Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang umum, dalam ranahranahkognitif, afektif, dan psikomotor.
·         Uraikan ke dalam bentuk tingkah laku-tingkah laku murid yang dapat diamati.
·         Hubungkan dengan bahan pelajaran.
·         Tuliskan butir-butir test.
2)      Merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan beberapahal:
·         Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang akanditest?
·         Berapa lama waktu dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
·         Apakah testtersebut berbentuk uraian atau objektif?
·         Berapa banyak butir test perlu disusun?
·         Apakah tes tersebut diadministrasikan oleh guru atau oleh murid?
3)      Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-halsebagai berikut:
·         Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
·         Apakah digunakan formula guessing?
·         Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
·         Skor standar apa yang digunakan?
·         Untuk apakah hasil-hasil test digunakan?
Ketika prinsip-prinsip khusus ini  tidak terlaksana maka kurikulum tidak memiliki acuan, isi/tujuan kurikulum bertolak belakang (tidak searah) dengan tujuan pendidikan,  sehingga kurikulum tidak berkembang dan menghasilkan suatu sistem pendidikan yang lebih baik



BAB IV
PENUTUP
4.1.       KESIMPULAN
Untuk mengembangkan kurikulum yang harus diperhatikan yaitu prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum menurut nana sayaodih prinsip-prinsip kurikulum dibagi menjadi dua kelompok, yang pertama prinsip umum yaitu : Prinsip Relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis, efektivitas. Kedua prinsip-prinsip khusus yaitu : Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran, Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Sedangkan menurut oemar hamalik prinsip-prinsip pengembangan kurikulum antara lain : Prinsip berorientasi pada Tujuan, Prinsip relevansi (kesesuaian), Prinsip efisiensi dan efektivitas, Prinsip fleksibelitas (keluwesan), Prinsip berkesinambungan (kontinuitas), Prinsip keseimbangan, Prinsip keterpaduan, dan Prinsip mutu

4.2.       SARAN
Pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip kurikulum. Sebagai pendidik harus melaksanakan pengajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip kurikulum yang berlaku.
Sebagai siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan kurikuum, khususnya dalam program pembelajaran maupun pendidikan agar tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai dengan optimal.


DAFTAR PUSTAKA

Syaodih, nana (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Hamalik, oemar (1994). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung. PT. Bumi Aksara
Tentang pendidikan. “Prinsip-prinsip pengembangan  kurikulum” tersedia : https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/. Diakses pada selasa tanggal 29 september 2015, pukul 20.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar