Perilaku menyimpang haruslah
dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat yang ada. Setiap individu mempunyai
latar belakang kehidupan yang berbeda. Hal tersebut akan menyebabkan
terbentuknya pola – pola perilaku yang berlainan, dan tidak semua individu
mampu mengidentifikasi diri dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam
masyarakat. Ini berarti proses sosialisasi telah gagal. Individu yang demikian
cenderung menerapkan pola – pola perilaku yang salah dan menyimpang.
Adapun faktor – faktor yang
menyebabkan timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut :
1. Perpebadaan Status
Adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin
yang sangat mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga
terjadilah tindak korupsi, manipulasi, dan kolusi.
2. Banyaknya Pemuda Putus Sekolah (Drop Out)
dan Pengangguran yang Hidupnya Liar di Jalanan
Sebenarnya seorang pemuda bisa saja bekerja di
perkantoran. Untuk bisa bekerja di sebuah kantor, diperlukan keahlian. Namun,
mereka tidak mempunyai keahlian itu. Padahal mereka juga butuh sandang, pangan,
dan tempat tinggal. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas dengan menjadi
pengamen atau pengemis jalanan.
Adanya keinginan untuk serba berkecukupan, tanpa harus
bersusah payah bekerja, mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan
cara mencuri, merampok, menodong, dan lain – lain.
4. Keluarga yang Berantakan (Broken Home)
Keluarga yang berantakan dapat menyebabkan adanya
penyimpangan sosial. Ini disebabkan karena adanya perceraian atau
perselingkuhan sehingga menyebabkan anggota keluarganya tidak kerasan di rumah
akibat dari situasi rumah selalu ribut atau saling diam. Sebagai pelampiasan,
mereka melakukan kegiatan – kegiatan yang sifatnya negatif seperti berjudi,
narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostusi, dan lain – lain.
5. Pengaruh Media Massa
Pengaruh media massa terhadap penyimpangan sosial
sangatlah besar. Saat ini ebrita dan gambar – gambar serta tayangan di stasiun
televisi yang menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.
Hal tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memengaruhi emosi
dan kejiwaan seseorang. Akibatnya sering terjadi perkelahian, perampokan,
perkosaan, pembunuhan, dan lain – lain hanya disebabkan oleh masalah kecil.
Media massa menyajikan berbagai program acara yang
tidak hanya berdampak positif, tetapi juga berdampak negatif. Oleh karena itu
kita harus pandai memilih sajian yang bermanfaat bagi kita.
6. Sosialisasi Nilai – Nilai Subkebudayaan Menyimpang
Proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang dapat
terjadi karena berbagai hal. Salah satunya karena terlalu sering melihat
tayangan film baik itu di televisi, VCD, dan internet yang mengakibatkan
timbulnya keinginan untuk mencoba dan meniru apa yang telah dilihatnya.
Penyimpangan ini dapat terjadi dalam masyarakat karena seorang individu atau
kelompok sengaja atau tidak sengaja telah mengadopsi nilai – nilai
subkebudayaan yang menyimpang. Misalnya, di Indonesia secara umum kita mengetahui
bahwa hubungan seks di luar nikah tidak dapat dibenarkan, baik oleh norma
agama, norma sosial, maupun norma hukum. Akan tetapi, di luar negeri hal
tersebut tidak dikategorikan sebagai perilaku yang menyimpang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar